9 DAERAH KRISIS LISTRIK, APA LANGKAH PEMERINTAH?

SAPA – SEBANYAK 9 daerah di Indonesia saat ini krisis listrik karena pasokan kurang, akibat molornya pembangunan transmisi dan pembangkit listrik. Apa cara pemerintah mengatasi krisis tersebut?

“Kita akan ubah aturan terkait larangan PLN menggunakan PLTD (pembangkit listrik tenaga diesel) baru. Karena, seperti diketahui Juni-Juli 2012 Menteri ESDM (Jero Wacik saat itu) mengirimkan surat kepada PLN melarang menggunakan PLTD baru untuk memasok listrik.

Namun, pada kenyataanya ada beberapa daerah tidak mungkin dapat memasok listrik jika tanpa menggunakan BBM,” ujar Menteri ESDM Sudirman Said di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (18/12/2014).

Sementara Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jarman menambahkan, untuk jangka pendek mengatasi defisit listrik di 9 daerah tersebut, pemerintah meminta PLN menyediakan listrik dengan menyewa genset (PLTD).

“Jangka pendeknya sewa PLTD. Karena PLTD salah satu pembangkit paling cepat menyediakan listrik,” ucap Jarman.

Seperti diketahui, untuk membangun Pembangkit listrik Tenaga Gas (PLTG) membutuhkan waktu 2-3 tahun, membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara membutuhkan 4-5 tahun lebih.

Jarman menilai, penggunaan PLTD tidak akan berpengaruh pada lonjakan subsidi listrik, pasalnya saat ini 2/3 dari penjualan listrik PLN sudah tidak disubsidi lagi.

“Apalagi di Sumut sudah masuk PLTG dengan pasokan gas 140 juta kaki kubik per hari, sehingga dapat menghemat sekitar 2 juta KL (kiloliter) BBM. Nah penghematan itu sebagian bisa digunakan untuk PLTD di daerah lain yang saat ini dengan defisit listrik,” ucap Jarman.

Ditambahkan Direktur Utama PLN Nur Pamudji, biaya listrik dari PLTD merupakan yang paling mahal dibandingkan pembangkit lainnya yang dioperasikan PLN saat ini.

“Tapi seperti Sulawesi Utara dan Kalimantan Barat kan tidak ada pasokan gas, maka nggak ada cara lain harus sewa diesel,” tutupnya.

Daerah yang krisis listrik antara lain:

1. Sumut-Aceh : 1.788 MW (-9%)
2. Sumbar-Riau : 1.194 MW (-2,7%)
3. Sumbagsel : 1.493 MW (-4,1%)
4. Bangka : 130 MW (-10.8%)
5. Kalbar : 406 MW (-8,4%)
6. Kalselteng : 543 MW (0,2%)
7. Suluttenggo : 520 MW (-.6,8%)
8. Maluku : 140 MW (-3,8%)
9. NTB : 260 MW (-7.7%)

Sumber: Detik dot com
                                 Penanggulangan Kemiskinan – Melawan Pemiskinan – Pengentasan Kemiskinan – TKPK – Angka Kemiskinan – IKraR – Pemberdayaan Masyarakat – PNPM Mandiri 

Terkait lainnya:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *