POSYANDU HOLISTIK-INTEGRATIF SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

SAPA – Deretan program pengentasan kemiskinan telah banyak diluncurkan oleh pemerintah, kesemua program tersebut memiliki satu tujuan utama yaitu berupaya untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dalam suatu rangkaian program pemberdayaan.

Bila dicermati, terdapat beberapa kelemahan mendasar dari berbagai program pengentasan kemiskinan selama ini. Pertama, tidak optimalnya mekanisme pemberdayaan warga miskin. Hal ini terjadi karena program lebih bersifat dan berorientasi pada ‘belas kasihan’ sehingga dana bantuan lebih dimaknai sebagai “dana bantuan cuma-cuma” dari pemerintah.

Kedua, asumsi yang dibangun lebih menekankan bahwa warga miskin membutuhkan modal. Konsep ini dianggap menghilangkan kendala sikap mental dan kultural yang dimiliki oleh warga miskin. Muaranya adalah rendahnya tingkat perubahan terhadap cara pandang, sikap, dan perilaku warga miskin dan warga masyarakat lainnya dalam memahami akar kemiskinan.

Ketiga, program pemberdayaan lebih dimaknai secara parsial, misalnya titik berat kegiatan program hanya mengintervensi pada satu aspek saja, seperti aspek ekonomi atau aspek fisik, belum diintegrasikan dalam suatu program pemberdayaan yang terpadu yang mengutmakan pendidikan dan ketrampilan, kesehatan, pemberdayaan keluarga, pemberdayaan ekonomi keluarga, lingkungan. Filosofi pemberdayaan lebih diarahkan pada proses pembelajaran warga miskin dengan perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku kelompok miskin secara lebih konstruktif kearah fisik saja.

Program Penanggulangan Kemiskinan harusnya dirancang sebagai suatu program yang menggunakan pendekatan pembelajaran dan pemberdayaan kepada warga masyarakat miskin. Dengan demikian, dua aspek ini selalu menjadi orientasi dari keseluruhan proses kegiatan. Pembelajaran mengandung maksud sebagai media bagi masyarakat miskin untuk belajar dan berusaha. Sementara itu, kegiatan dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat sehingga mampu mandiri dan pada akhirnya program diharapkan akan berkelanjutan.

Paling tidak terdapat tiga aspek penting yang perlu memperoleh perhatian.Pertama, program ini berupaya menanggulangi kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat dalam bentuk gerakan bersama dalam komunitas. Kedua, program inin memadukan tiga aspekpemberdayaan, yakni daya fisik, daya ekonomi, dan daya sosial, ke dalam sebuah konsep yang dinamakan Tridaya. Ketiga, program pemberdayaan yang ditawarkan dilakukan sebagai proses pembelajaran dan penguatan kesadaran kritis masyarakat.

Konsep pembangunan atau pengembangan masyarakat lokal (local community development) muncul sebagai reaksi terhadap pembangunan nasional yang memiliki bias-bias kekuasaan, yang menempatkan penguasa dengan kepentingannya pada posisi dominan. Setiap usaha pembangunan dan pengembangan masyarakat lokal paling tidak mensyaratkan empat hal, yakni: Pertama, usaha itu mengharuskan pengenalan karakter yang khas secara saksama sehingga pendekatan yang digunakan dapat sejalan dengan sifat-sifat masyarakat;

Kedua; adanya partisipasi masyarakat karena masyarakat memiliki preferensi-preferensi dalam berbagai bentuk; Ketiga, adanya pembelaan terhadap status marginal; Keempat, pemanfaatan sumber daya dan kekuatan dari dalam Dengan menggunakan cara tersebut di atas, Program ini tidak sekadar sebagai “proyek” pengentasan kemiskinan, tetapi merupakan program pembelajaran bagi warga/kelompok miskin untuk menjadi berdaya. Dalam mengatasi masalah kemiskinan tersebut perlu dilakukan terobosan baru dalam pemberdayaan masyarakat melalui pengorganisasian masyarakat yang terstruktur dan komprehensif di tingkat paling bawah.

Salah satu strategi pemberdayaan yang layak dikedepankan adalah melalui Posyandu Holistik-Integratif. Posyandu Holistik – Integratif inilah yang dijadikan sebagai wadah kegiatan penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu sekaligus bisa juga menjadi wadah pelayanan pengembangan keluarga secara berkelanjutan dalam berbagai bidang agar keluarga bisa tumbuh mandiri.

Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2014 akan melaksanakan pilot project pengembangan model Pos Pelayanan Terpadu Holistik – Integratif sebagai salah satu bentuk pelaksanaan revitalisasi Posyandu. Hakekat dilaksanakannya Revitalisasi Posyandu adalah sebagai upaya meningkatkan kemampuan setiap keluarga dalam memaksimalkan potensi pengembangan kualitas sumber daya manusia sekaligus merupakan salahsatu komponen perwujudan kesejahteraan keluarga.

Untuk melaksanakan revitalisasi posyandu perlu dihimpun seluruh kegiatan masyarakat agar berperan serta secara aktif sesuai dengan kemampuannya, baik sebagai pelaksana maupun sebagai pembina dilingkungannya masing-masing sehingga cakupan sasaran kelompok masyarakat yang membutuhkan pelayanan posyandu dapat mencapai hasil yang setinggi-tingginya. Posyandu dengan strata Purnama dan strata Mandiri dapat dikembangkan menjadi model Posyandu Holistik – Integratif yang diintegrasikan dengan beberapa kegiatan yang memang sudah ada di desa/kelurahan.

Sejalan dengan semangat inovasi daerah dalam gerakan pembangunan swadaya rakyat dan upaya penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, serta untuk menindaklanjuti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomoro 19 Tahun 2011 tentang Pengintegrasian Pelayanan Sosial Dasar Pada Posyandu, maka Kabupaten Serdang Bedagai mencoba mengembangkan beberapa posyandu yangsebelumnya merupakan upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM).

Sebagai pilot project tahun 2014 akan dimulai dilaksanakan pengembangannya sebanyak 10(sepuluh) model posyandu Holistik-Integratif yang dipilih dari beberapa posyandu Purnama dan Mandiri terbaik di 10 (sepuluh) desa dan 10 (sepuluh) kecamatan. Diharapkan pada tahun berikutnya akan terjadi replikasi di beberapa posyandu dengan strata yang samasehingga dimasa mendatang ada satuposyandu Holistik-Integratif di setiap desa/kelurahan.

Pelaksanaan posyandu Holistik-Integratif dapat menjadi salah satu strategi dan kebijakan baru dalam upaya menanggulangi kemiskinan dan permasalahan sosial di desa melalui beberapa gerakan-gerakan yang bersumber dari masyarakat,seperti halnya gerakan peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui kegiatan dan pelayanan kesehatan dan keluarga berencana yang selama ini sudah menjadi kegiatan rutin di Posyandu di tambah dengan beberapa gerakan lainnya yang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif dan meningkatkan kegairahan masyarakat untuk mengunjungi posyandu.

Posyandu yang selama ini menjadi rutinitas timbang bayi dan imunisasi menjadi berkembang menjadi tempat yang diminati masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari. Posyandu itu juga diharapkan mampu mengerakkan ekonomi keluarga melalui beberapa kegiatan yang didukung sepenuhnya oleh beberapa satuan kerja perangkat daerah (SKPD) sebagai instansi teknis pembina posyandu Holistik-Integratif .

Model posyandu yang dikembangkan ini diharapkan berada pada satu kawasan setingkat desa dimana diharapkan nantinya posyandu Holistik–Integratif ini memiliki gedung sendiri yang permanen dilengkapi dengan peralatan yang memadai untuk memberikan pelayanan sesuai dengan pola yang dikembangkan. Posyandu Holistik-Integratif dikembangkan dengan program/kegiatan dan pelayanan utama sebanyak lima kegiatan dengan pola 5(lima) meja dan 2 (dua) pos serta dapat dikembangkan lagi dengan penambahan beberapa pos kegiatan.

Petugas yang melaksanakan kegiatan dan pelayanan adalah petugas kesehatan, tenaga pendidik, tenaga teknis lainnya, pengurus PKK desa dan kader posyandu yang dilatih sesuai dengan bidang kegiatan masing-masing.

Pembinaan dan pelatihan tenaga teknis serta kader dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait sebagai pembina teknis posyandu dengan dikoordinasikan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Daerah sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah pembina organisasi dan kelembagaan posyandu Untuk mengefektifkan kegiatan posyandu, maka kegiatan posyandu ini harus dilakukan pengawasan mulai dari tingkat desa, kecamatan dan kabupaten melalaui kegiatan sosialisasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Sumber: Kominta Purba Sari Korda SAPA Kawasan Sergai
                                                                                     Kemiskinan – Penanggulangan Kemiskinan – Melawan Pemiskinan – Pengentasan Kemiskinan – TKPKD – Angka Kemiskinan – Data Kemiskinan – Musrenbang – PNPM Mandiri – IKRAR – Jamkesmas – Jamkesda – KUR – BSM – BLSM – PKH – Raskin  

Terkait lainnya:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *