UPAYA MENYEPAKATI TARGET MEMBANGUN 500 DESA TERTINGGAL DAN 200 DESA MANDIRI

SAPA INDONESIA – Pada hari Kamis, 25 Juni 2015 bertempat di lantai tujuh Kemenko PMK pukul 09.30 WIB telah diselenggarakan rapat lanjutan pembahasan perkembangan Gerakan Desa Semesta. Rapat dipimpin oleh Deputi VII Bidang Pembangunan Masyarakat, Desa dan Kawasan, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. Dari 22 Kementerian/ Lembaga (K/L) anggota program Gerakan Desa, setidaknya 20 K/L hadir pada pertemuan tersebut.

Ir Wahnarno Hadi, MS (Deputi VII Kemenko PMK) selaku pimpinan rapat mengingatkan kembali bahwa target RPJMN memprioritaskan penanganan desa-desa miskin kawasan 3T (tertinggal, terluar, dan terpencil) sebanyak 5000 desa sampai dengan 2019. Kemudian membangun 2000 desa Mandiri sampai dengan 2019, yang kesemuanya memerlukan sinergi antar K/L, jangan ada ego kementerian juga ego kemenko. “Untuk tahun ini akan kita tetapkan 500 desa di 3T.

“Penentuan desa-desa tersebut akan didasarkan pada data Indeks Pembangunan Desa atau IPD dari Bappenas”, tandas Wahnarno Hadi. Kedeputian VII Kemenko PMK telah menawarkan daftar 500 desa 3T dan 200 desa menuju mandiri untuk dapat disinkronkan dengan target/ sasaran K/L dalam pembangunan desa pada tahun 2015 ini. Ikut menambah pengantar pimpinan rapat adalah Asisten Deputi III di Kedeputian VII, Dr. Pamuji Lestari.

Pamuji Lestari menambahkan perlunya forum ini untuk dapat sepakat dan menyelaraskan data. Sebelumnya Deputi VII Kemenko PMK telah mengirim surat tanggal 3 April 2015 lalu terkait hal ini, dan dari data yan ada memang banyak K/L yang belum sampai targetnya ke level desa. “Kita perlu satu benchmark yaitu data dasar terkait desa tertinggal/ berkembang/ mandiri dan nantinya akan kita jadikan desa maju atau desa sejahtera setelah itu”, kata Pamuji.

Pamuji menyampaikan beberapa kriteria pemilihan desa sebagai target sasaran yaitu : (1) menerima dana desa yang relatif besar, (2) tidak dikategorikan lokasi bermasalah dalam pelaksanaan program sebelumnya, (3) Pemda mempunyai komitmen tinggi, (4) prioritas pada lokasi strategis (3T), (5) Sesuai IPD masuk dalam katagori desa tertinggal dan berkembang, (6) Pada tahun 2015 mendapatkan beberapa program (PKKBM, PNPM Generasi, Lokasi KAT, dan sebagainya).

Turut hadir dalam pertemuan tersebut perwakilan dari BPS, Tonan Pardosi, yang menyarankan agar idealnya desa sasaran yang dipilih adalah desa tertinggal. Beliau mengapresiasi upaya Kedeputian VII yang melakukan intersep atau irisan beberapa program pembangunan desa. Untuk tahun ini yang bisa dilakukan adalah mengevaluasi atau mempelajari perkembangan program. Sekarang kita cukup mengidentifikasi saja, kemudian melihat program di akhir periode apakah menaikkan IPDnya atau tidak.

Beberapa usulan penyempurnaan juga datang dari peserta rapat lainnya seperti Bappenas yang diwakili oleh Ibu Lisa dan Ibu Hindun (Bappenas), Bapak Sammy dan Bapak Eko (Kemendesa PPDTT), Bapak Putut (Kemenkeu), Ibu Elita dan Ibu Elvi Hendrani (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak), Ibu Dyah (Kementerian Kesehatan), Bapak James Simatupang dan Ibu Septi (Kemenkom Info), dan Bapak Ngatidjo (Kemensos). Selain itu hadir juga perwakilan dari BNPP, Kemenristek dan Kementerian Perindustrian turut menyampaikan pendapatnya.

Rapat ditutup pada jam 11.33 WIB oleh Deputi VII, Wahnarno Hadi dengan harapan agar data 500 desa 3T dan 200 desa berkembang bisa disepakati. Rapat selanjutnya pada tanggal 3 Juli untuk eselon 1, kemudian tanggal 6 Juli akan diadakan Rakor tingkat menteri. Kemudian kaitannya dengan target 2016-2019 diharapkan nama-nama desa sasaran sudah masuk beberapa hari ke depan.

Yuniandono Ahmad | Sekretariat SAPA INDONESIA

Terkait lainnya:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *